TEMPOCO, Jakarta - Uni Emirat Arab atau UEA, yang merupakan pusat pariwisata dan komersial Timur Tengah, mencabut ketentuan wajib memakai masker di luar ruangan dan karantina wajib untuk kasus kontak Covid-19.. Pelancong yang divaksinasi penuh tidak akan lagi memerlukan tes PCR, kata Otoritas Manajemen Bencana dan Krisis Darurat Nasional dalam
Kurang terpenuhi dan tidak adanya ruang terbuka dapat menyebabkan beberapa masalah, di antaranya adalah sebagai berikutPolusi udara, baik debu maupun asap semakin meningkat;Suhu udara semakin panas;Tingkat kebisingan yang semakin parah; danAir tanah semakin permasalahan tersebut, pemerintah perlu mengatur serta mewajibkan adanya Ruang Terbuka Hijau RTH bagi setiap industri yang terbangun di kawasan industri. Hal ini diperlukan untuk menyeimbangkan ekosistem lingkungan dan perkembangan pembangunan industri di era Terbuka Hijau RTH merupakan area memanjang/jalur mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka dan tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alami maupun sengaja ditanam. Ruang Terbuka Hijau di sini dapat berupa taman buatan maupun lapangan Ruang Terbuka HijauSebagaimana yang kita tahu, bahwa manusia membutuhkan kehadiran lingkungan hijau di tengah pembangunan yang cukup pesat belakangan lingkungan hijau ditujukan untuk menjaga kelestarian, keserasian, dan keseimbangan ekosistem. Namun secara umum, adapun tujuan pengadaan Ruang Terbuka Hijau di sebuah industri yang menempati kawasan industri adalah sebagai berikutMengatasi permasalahan tata ruang sekaligus mengendalikan dampak pembangunan terhadap lingkungan akibat aktivitas industriPengendalian tata air dan sarana estetika di kawasan industriSebagai area mitigasi/evakuasi ketika terjadi bencana, danArea penciptaan iklim yang dapat mereduksi polusi kawasan yang kita ketahui bersama, bahwa sebuah bangunan gedung maupun pabrik di kawasan industri juga membutuhkan perlindungan terhadap radiasi matahari dan angin keras. Untuk itu, langkah yang paling sederhana dan cukup terjangkau adalah dengan melakukan penanaman tumbuhan atau pohon peneduh di sekitar bangunan begitu, adanya tanaman, pohon/vegetasi kayu dapat berfungsi sebagai pematah angin maupun peredam suara sehingga mengurangi kebisingan di kawasan bangunan gedung/industri. Selain itu, pohon/vegetasi yang tumbuh di Ruang Terbuka Hijau dapat memberikan perlindungan terhadap terik sinar matahari. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan Ruang Terbuka Hijau adalah sebagai paru-paru pabrik di kawasan bangunan gedung/pabrik dalam menyediakan RTHAdapun pola penggunaan lahan kawasan industri sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 40/M-IND/PER/6/2016 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri adalah sebagai berikutJenis PenggunaanProporsi Penggunaan %KeteranganKaveling industriMaksimal 70%Setiap kaveling harus mengukuti ketentuan KDB Koefisien Dasar Bangunan sebesar 6040Jalan dan saluran8-10%Jaringan jalan yang terdiri dari jalan primer, jalan sekunder, dan saluran drainaseRuang Terbuka HijauMinimal 10%Dapat berupa jalur hijau green belt, taman, dan perimeterInfrastruktur dasar lainnya, infastruktur penunjang, dan sarana penunjang8-10%Infrastruktur dasar lainnya berupa instalasi pengolahan air baku, instalasi pengolahan air limbah, instalasi penerangan jalanBerdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 40/M-IND/PER/6/2016 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri, disebutkan bahwa setiap kawasan industri dengan luas 20 hingga 500 hektar lebih wajib memiliki Ruang Terbuka Hijau minimal 10%.Ruang Terbuka Hijau kawasan industri disarankan dapat ditanami dengan jenis tanaman yang memiliki kesesuaian secara ekologis dengan kondisi setempat, mampu menyerap zat pencemar, ketahanan hidup yang lama, dan memiliki daya serap air yang adanya peraturan dan ketentuan Ruang Terbuka Hijau ini, pemerintah daerah secara proaktif melakukan pengawasan terhadap tata ruang kawasan industri sesuai dengan peruntukannya. Untuk itu, pembangunan Ruang Terbuka Hijau menjadi keharusan yang harus diperhatikan bagi setiap pengembang, pemilik, maupun pengguna bangunan gedung, baik yang berada di kawasan industri maupun bukan kawasan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 40/M-IND/PER/6/2016 tentang Pedoman Teknis Kawasan IndustriUndang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan RuangMenyukai perjalanan, pemberdayaan masyarakat, dan fotografi. Pada tahun 2017 dan 2019 mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pariwisata RI dalam ajang APWI Apresiasi Pewarta Wisata Indonesia
Soloposcom, SOLO —Dinas Pendidikan ( Disdik) Kota Solo mematangkan rencana pembelajaran tatap muka (PTM) di ruang terbuka. Langkah tersebut dinilai dapat mengurangi potensi penularan Covid-19 di lingkungan. Apalagi belakangan kasus persebaran Covid-19 di sekolah terus ditemukan menyusul uji swab acak yang dilakukan Pemkot Solo.
Siapa yang tidak kenal dengan atrium? Ruang terbuka yang ada di tengah-tengah gedung ini memang menjadi tempat yang sangat populer. Atrium biasanya memiliki tampilan yang sangat menarik dan membuat siapa saja yang melihatnya itu Atrium?Atrium adalah ruang terbuka yang biasanya terletak di tengah-tengah gedung. Saat ini, atrium sudah menjadi salah satu fitur yang umum ditemukan pada proyek gedung modern. Ruang ini biasanya berbentuk persegi panjang atau segi empat dan dikelilingi oleh lantai-lantai gedung di AtriumSejarah atrium tidak bisa dilepaskan dari sejarah bangunan Romawi kuno. Pada zaman Romawi, atrium digunakan sebagai ruang penerima tamu, tempat untuk memasak, makan, dan tidur. Fungsinya berubah ketika kota-kota mulai padat dan ruang menjadi terbatas. Atrium kemudian diubah menjadi sebuah ruang terbuka yang berfungsi sebagai sumber cahaya dan udara segar dalam AtriumAtrium memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai pusat aktivitas dalam gedung, sebagai area penerima tamu, sebagai tempat rekreasi, dan sebagai area pertokoan. Fungsi atrium juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan penghuni gedung. Atrium juga berfungsi sebagai sumber cahaya dan sirkulasi udara di dalam AtriumDesain atrium bisa sangat beragam, tergantung pada keinginan pemilik gedung. Ada atrium yang berukuran kecil dan hanya berfungsi sebagai sumber cahaya dan udara, dan ada juga atrium yang sangat besar dan berfungsi sebagai pusat aktivitas dalam gedung. Desain atrium juga bisa disesuaikan dengan tema atau konsep AtriumAtrium memiliki banyak keuntungan, di antaranyaMemberikan sirkulasi udara dan cahaya di dalam gedungMemperindah tampilan bangunanMemberikan kesan luas dan lapang pada gedungMempermudah akses ke berbagai area dalam gedungMemperkuat identitas dan citra gedungContoh Atrium di IndonesiaDi Indonesia, sudah banyak gedung yang memiliki atrium. Beberapa di antaranya adalahPlaza IndonesiaGrand IndonesiaSampoerna Strategic SquareGraha CIMB NiagaMenara AstraKesimpulanAtrium adalah ruang terbuka di tengah-tengah gedung yang memiliki banyak fungsi. Desain atrium bisa sangat beragam tergantung pada kebutuhan dan tema gedung, dan memiliki banyak keuntungan bagi penghuni gedung. Di Indonesia, sudah banyak gedung yang memiliki atrium.
EditorIndra Akuntono. JAKARTA, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menargetkan tercapainya penyediaan 30 persen ruang terbuka biru (RTB) di Jakarta. Saat ini, lanjut dia, RTB seperti waduk dan tempat penampungan air lainnya di Jakarta jumlahnya baru sekitar 10 persen. "Kendalanya di pembebasan lahan saja.
ABSTRAK Ruang terbuka publik di kawasan kampus itenas terbentuk dari pola tatanan massa yang dapat bersifat katalisator bagi perkembangan interaksi dan komunitas civitas akademika.. Interaksi antar civitas akademika dapat terjadi karena kenyamanan beraktifitas. Ruang yang responsif terhadap aktifitas memiliki kriteria, salah satunya dalam kenyamanan spatial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kenyamanan spatial di ruang terbuka publik itenas. Pendekatan penelitian menggunakan metoda kualitatif dengan pengambilan data melalui observasi, kuesioner dan dokumentasi di periode waktu tertentu. Metoda analisis menggunakan metoda deskriptif. Hasil penelitian teridentifikasi hanya beberapa tempat yang menjadi titik kumpul mahasiswa dengan kenyamanan spatial tercapai dengan alasan tempat tersebut masuk kategori area teduh dan nyaman. Walaupun dari sisi elemen publik space di beberapa tempat belum terlengkapi namun mahasiswa dapat menggunakan elemen lain untuk mendukung aktifitasnya. Kata kunci Sustainable Site, ruang terbuka publik kampus, kenyamanan spasial, Itenas. ABSTRACT Public open space in the campus area is formed from the pattern of building order that can be a catalyst for the development of interaction and community academic community. Interaction among academic community can occur because of the convenience of activity. Space that is responsive to activity has criteria, one of which is in spatial comfort. This study aims to identify the spatial comfort in public space itenas. The research approach uses qualitative method with data retrieval through observation, questionnaire and documentation in certain time period. The method of analysis using descriptive method. The results of the study identified only a few places that became a student gathering point with the spatial comfort is achieved by reason of the place into the category of shady areas and comfortable. Although in terms of elements of public space in some places have not been completed but students can use other elements to support theirs activities. Keywords Sustainable Site, Public open space in campus, spatial comfort, Itenas. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Rekayasa Hijau Vol. 2 ISSN 2550-1070 Juli 2018 Jurnal Itenas Rekayasa – 191 Sustainable Site Kenyamanan Spasial Pada Ruang Terbuka Publik Kampus Itenas Bandung Dwi Kustianingrum , Eka Virdianti , Dian Duhita Permata Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITENAS, Bandung Email dwie ABSTRAK Ruang terbuka publik di kawasan kampus itenas terbentuk dari pola tatanan massa yang dapat bersifat katalisator bagi perkembangan interaksi dan komunitas civitas akademika.. Interaksi antar civitas akademika dapat terjadi karena kenyamanan beraktifitas. Ruang yang responsif terhadap aktifitas memiliki kriteria, salah satunya dalam kenyamanan spatial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kenyamanan spatial di ruang terbuka publik itenas. Pendekatan penelitian menggunakan metoda kualitatif dengan pengambilan data melalui observasi, kuesioner dan dokumentasi di periode waktu tertentu. Metoda analisis menggunakan metoda deskriptif. Hasil penelitian teridentifikasi hanya beberapa tempat yang menjadi titik kumpul mahasiswa dengan kenyamanan spatial tercapai dengan alasan tempat tersebut masuk kategori area teduh dan nyaman. Walaupun dari sisi elemen publik space di beberapa tempat belum terlengkapi namun mahasiswa dapat menggunakan elemen lain untuk mendukung aktifitasnya. Kata kunci Sustainable Site, ruang terbuka publik kampus, kenyamanan spasial, Itenas. ABSTRACT Public open space in the campus area is formed from the pattern of building order that can be a catalyst for the development of interaction and community academic community. Interaction among academic community can occur because of the convenience of activity. Space that is responsive to activity has criteria, one of which is in spatial comfort. This study aims to identify the spatial comfort in public space itenas. The research approach uses qualitative method with data retrieval through observation, questionnaire and documentation in certain time period. The method of analysis using descriptive method. The results of the study identified only a few places that became a student gathering point with the spatial comfort is achieved by reason of the place into the category of shady areas and comfortable. Although in terms of elements of public space in some places have not been completed but students can use other elements to support theirs activities. Keywords Sustainable Site, Public open space in campus, spatial comfort, Itenas. Dwi Kustianingrum , Eka Virdianti , Dian Duhita Permata Jurnal Itenas Rekayasa – 192 1. PENDAHULUAN Desain berkelanjutan merupakan dasar pemikiran, “thinking as system connectivity not fragmentation” [1] dengan pola tersebut diharapkan sebuah desain dapat lebih responsif terhadap aspek lingkungan, ekonomi dan sosial. Profesi arsitek dalam proses merancang lingkungan binaan, akan sangat bersinggungan dengan system ekologi lingkungan sekitar. Hal ini dapat menyebabkan tantangan dalam proses desain, “Bagaimana membentuk sebuah system binaan baru yang dapat terhubung dengan system yang telah berlangsung”. Proses beraksitektur menghasilkan karya arsitek dengan fungsi tertentu yang akan direspon oleh pengguna dalam bentuk aktifitas. Ruang fungsi, tidak hanya terbatas dalam ruang dalam yang terlingkupi bidang, namun dapat juga berupa ruang luar yang berfungsi untuk berbagai aktifitas. Ruang terbuka public adalah bagian dari ruang fungsi yang terbentuk dari tatanan massa bangunan dan dapat berfungsi sebagai area komunal. Menurut 1996, “Life between building merupakan kehidupan yang terjadi akibat pola tatanan massa, bergabung menjadi bentuk ruang komunal dalam suatu kawasan dan seluruh ragam kegiatan, sehingga membuat kawasan tersebut lebih bermakna serta menarik” [2]. Klasifikasi ruang terbuka public dapat juga bersifat privat bergantung pada lokasi dan kepemilikan. Ruang terbuka public-privat dapat terletak pada lokasi pendidikan, komersial area ataupun perumahan. Kawasan pendidikan, yaitu kampus merupakan sample kota dalam skala kecil. Secara fisik sebuah dapat kampus terdiri dari beberapa bangunan, sarana dan prasarana. Meliputi pengguna dari beragam komunitas, budaya dengan kepentingan. Akan menjadi menarik jika kawasan tersebut, terdapat ruang terbuka public sebagai sarana dari ragam komunitas kampus untuk berinteraksi. Institut Teknologi Nasional Bandung merupakan salah satu kampus yang memiliki lahan cukup luas di kawasan perkotaan. Terdiri dari beberapa gedung dengan civitas akademika beraneka latar belakang, budaya. Ruang terbuka public di kawasan ini, terbentuk akibat pola tatanan massa. Bagaimana ruang-ruang tersebut direspon oleh mahasiswa sebagai pengguna bila ditinjau dari sustainable design. Ruang terbuka yang responsif dapat memberikan kenyamanan dalam beraktifitas sehingga terjadi interaksi sosial di dalamnya. Latar belakang tersebut menjadi dasar pemikiran dari penelitian ini, yaitu untuk mengidentifikasi kenyamanan spatial pada ruang terbuka public di kawasan Itenas. 2. TINJAUAN PUSTAKA Definisi yang sederhana, ruang publik dapat digambarkan sebagai tempat umum, di mana orang datang bersama-sama sebagai teman dan komunitas. Tempat dimana orang berbagi bersama dan berinteraksi tanpa melihat dan membedakan segmentasi masyarakat, ekonomi, demokrasi dan budaya. Sebuah ruang publik memberikan pengalaman yang menyenangkan dalam kegiatan mengamati berbagai bentuk aktifitas yang terjadi di sekitar tempat tersebut. Kegiatan dalam ruang tersebut dapat menciptakan interaksi antara lingkungan dan komunitas [3]. Ruang terbuka hijau merupakan bagian dari ruang publik atau ruang komunal, tempat dimana kegiatan sosial, ekonomi terjadi, dan percampuran budaya. Dari hal tersebut terlihat 3 tiga apek keberlanjutan yaitu 1 Lingkungan diwakili oleh ruang publik dan konteks alam sekitar tersebut , 2 Komunitas diwakili oleh budaya dan sosial, 3 Ekonomi. Berdasarkan PPS Project for Public Spaces, terdapat 4 empat kualitas utama lihat gambar 1 yang perlu dimiliki ruang terbuka, yaitu ruang publik yang aksesibel, menumbuhkan aktivitas pengunjung, nyaman serta memiliki visual yang baik dan memiliki nilai sosial dimana setiap individu dapat bertemu satu dengan lainnya dan membawa orang ketika berkunjung [4]. Sustainable Site Kenyamanan Spasial Pada Ruang Terbuka Publik Kampus Itenas Bandung Jurnal Itenas Rekayasa – 193 Gambar 1. Kriteria Utama Rancangan Ruang Publik [4] Gambar di atas mendeskripsikan kriteria utama dalam merancang ruang publik yang baik adalah sociability, uses & activities, access & linkages, dan comfort & image. Kriteria comfort kenyamanan dari sisi arsitektur merupakan salah satu indicator untuk mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dalam ruang public. Kenyamanan fisik terkait dengan aspek [5] a Spatial ruang; b Visual penglihatan, dapat termasuk estetika; c Auditorial pendengaran; d Thermal thermis, suhu, serta Olfactual bau. Untuk ruang terbuka publik, aspek kenyamanan dapat ditinjau salah satunya dari kenyamanan spatial. Aspek tersebut memberikan pengaruh yang besar terhadap berhasil atau tidaknya desain ruang publik tersebut. Kenyamanan spasial terkait dengan pemenuhan kebutuhan manusia akan ruang yang digunakan sebagai tempat menyelenggarakan aktivitasnya. Kenyamanan dapat berupa dimensi, elemen/fitur pendukung aktifitas. Manusia cenderung berpikir tentang apa yang terkait dengan dirinya dan yang ada di lingkungan sekitarnya. Kenyamanan spasial terkait langsung dengan dengan tradisi yang dipengaruhi oleh iklim serta dimensi ruang yang diperlukan. [6]. 3. METODOLOGI Penelitian ini merupakan studi kasus dengan lokasi di ruang terbuka Institut Teknologi Nasional Itenas. Secara khusus obyek penelitian akan difokuskan ruang luar yang terbentuk antar massa bangunan selain fungsi parkiran. Dwi Kustianingrum , Eka Virdianti , Dian Duhita Permata Jurnal Itenas Rekayasa – 194 Gambar 2. Lokasi Penelitian, Kampus Itenas, Bandung Sumber Google Earth, 2017, diolah Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Metoda pengambilan data pada penelitian dilakukan dengan observasi, penyebaran kuesioner, dan dokumentasi pada periode waktu hari kerja dan hari libur. Periode tersebut dibagi kembali menjadi jam pengamatan yaitu jam pagi hari; siang hari dan sore hari. Jumlah sample responden ditarget 5 lima sampel per waktu pengamatan. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Penyebaran kuesioner berkaitan dengan semua pertanyaan yang mengacu pada variabel yang akan diuji. Responden akan diambil secara purposive sampling, dari pengunjung yang mendominasi ruang terbuka tersebut. Metode analisis dilakukan secara deskriptif yang akan menggambarkan bagaimana kenyamanan spatial ruang terbuka public di kawasan itenas. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Ruang Terbuka dan Aktivitas Institut Teknologi Nasional Bandung merupakan perguruan tinggi tergolong dalam klasifikasi urban campus yang merupakan bagian dari bentuk kota. Rencana Induk Pengembangan Itenas 2014-2030, memiliki luas tapak m². Sarana dan prasarana Itenas meliputi 21 unit gedung untuk kegiatan perkuliahan, praktikum, administrasi, dan kegiatan pendukung lainnya. Lingkungan kampus ditata dengan asri dan dilengkapi berbagai sarana penunjang, seperti sarana olah raga, gedung serba guna, ruang seminar, kantin, mesjid, perpustakaan, bank, internet hot spot dan intranet, student center, serta klinik kesehatan. Melalui hasil wawancara diprediksi Koefisien Dasar Bangunan KDB yang terbangun adalah 41%, secara peraturan diperbolehkan maksimal 70%. Sisa dari lahan tersebut diperuntukan untuk bangun-bangunan, prasarana jalan, dan area taman. Tatanan massa bangunan di lingkungan kampus membentuk beberapa ruang terbuka. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, ditemukan 20 titik ruang terbuka publik selain parkir yang dimanfaatkan oleh pengguna kampus. Lihat gambar 3. Sustainable Site Kenyamanan Spasial Pada Ruang Terbuka Publik Kampus Itenas Bandung Jurnal Itenas Rekayasa – 195 Gambar 3. Ruang Terbuka di Itenas Ruang terbuka publik ini sebagian besar berfungsi sebagai tempat duduk, diskusi dan makan. Aktivitas di ruang terbuka publik dimanfaatkan sesuai fungsinya, yaitu ruang terbuka yang berlokasi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20. Dari hasil survey mayoritas pengguna adalah mahasiswa kampus Itenas,pada hari kerja. Sedangkan untuk hari libur terdapat pengguna dari luar kampus seperti anak sekolah dasar dan pengantar peserta USM. Tidak hanya sebagai tempat diskusi dan makan, area ruang terbuka publik ini juga biasa dimanfaatkan sebagai tempat untuk menunggu kuliah pada waktu berikutnya. Pengamatan terhadap pengunjung ruang terbuka publik dilakukan pada 2 periode waktu, yaitu pada saat hari kerja serta hari libur dapat dilihat pada gambar 4. Sebaran titik kumpul pada hari kerja lebih banyak terjadi di lokasi 3, 4, 6, 8, 13, 14, 15, 19, 20. Lokasi titik kumpul ini tersebar hampir merata di area entrance lokasi 3, 11, 15, di dalam lokasi 18 dan di antara gedung perkuliahan lokasi 4,6,14,15 serta berdekatan dengan fasilitas umum lokasi 8, 19, 10, 20. Dwi Kustianingrum , Eka Virdianti , Dian Duhita Permata Jurnal Itenas Rekayasa – 196 Gambar 4 .Sebaran Titik Kumpul Pada Hari Kerja Sebaran titik kumpul pada saat hari libur ditemukan lebih sedikit. Area ruang terbuka yang paling banyak dikunjungi bersifat publik, berdekatan dengan fasilitas umum, yaitu lokasi 1, 3, 5, 8, 10, 20. Lihat gambar 5 Gambar 5. Sebaran Titik Kumpul Pada hari Libur Dari hasil pengamatan terdapat ruang terbuka dimanfaatkan sesuai fungsinya, beberapa ruang terbuka Itenas tidak termanfaatkan secara optimal. seperti di lokasi 7, 16, 17. Pada tiga lokasi tersebut tidak terlihat aktifitas dari pengguna. Aktifitas ruang terbuka publik pada kawasan kota dan kawasan Sustainable Site Kenyamanan Spasial Pada Ruang Terbuka Publik Kampus Itenas Bandung Jurnal Itenas Rekayasa – 197 kampus memiliki perbedaan prioritas aktivitas. Bila pada ruang terbuka publik di kawasan kota pengguna memerlukan pemandangan view menarik terhadap sekeliling kawasan, namun pada ruang terbuka publik kawasan kampus mahasiswa, hasil pengamatan dalam beraktifitas tidak memerlukan pemandangan view menarik terhadap sekelilingnya. Kenyamanan Spasial Ruang Terbuka Itenas Ruang terbuka publik Itenas memiliki beberapa ragam bentuk serta dimensi. Masing-masing ruang terbuka memiliki beberapa karakter berbeda sesuai lokasi, antara lain ruang terbuka di depan gedung, di antara gedung, di dalam gedung, di area fasilitas umum serta di koridor. Ruang terbuka tersebut dilengkapi dengan beberapa elemen hardscape dan softscape, antara lain tempat duduk, meja, perkerasan, kanopi, pot bak tanaman serta vegetasi. Ruang terbuka di depan gedung ini terletak di depan gedung perkuliahan. Masing-masing ruang terbuka dilengkapi dengan vegetasi, kanopi, perkerasan penutup tanah baik berupa beton, paving block maupun keramik, tempat sampah, area duduk berupa meja dan bangku serta beberapa vegetasi baik pohon, perdu, semak maupun rerumputan. Vegetasi bertajuk lebar berada di atas area duduk meja dan bangku beton. Sedangkan beberapa tanaman perdu dan semak baik yang di atas tanah maupun merambat menjadi bagian dari area masuk gedung. Perbedaan elevasi antara perkerasan menuju ruang terbuka publik dipisahkan dengan trap serta ramp beton. Aktivitas pada ruang terbuka publik di depan gedung perkuliahan cenderung aktif, dimana mahasiswa biasanya duduk berkelompok melakukan diskusi menunggu waktu perkuliahan serta mengerjakan tugas. Lihat gambar 6. Gambar 6. Ruang Terbuka di Depan Gedung yang Diminati Menjadi Titik Kumpul Ruang terbuka di antara gedung mayoritas berbentuk linear, mengikuti bentuk dari panjang gedung. Ruang terbuka ini juga dilengkapi dengan elemen hardscape berupa bangku beton, perkerasan paving block dan keramik, kanopi, tempat sampah, serta elemen softscape berupa pohon bertajuk, perdu, semak dan rumput. Bangku beton di beberapa ruang terbuka telah didesain dengan material beton, kayu dan besi baik berpenutup atap/kanopi metal maupun vegetasi bertajuk. Bangku/area duduk pada ruang terbuka disediakan berderet yang dipisahkan oleh vegetasi. Aktifitas ruang terbuka ini biasanya dimanfaatkan sebagai area duduk, diskusi, menunggu perkuliahan, serta mengerjakan tugas. Ruang terbuka di antara gedung yang berupa ruang terbuka hijau, titik kumpul mahasiswa biasa dilakukan di samping area hijau/rabat beton keliling bangunan secara berkelompok. Lihat gambar 7. Dwi Kustianingrum , Eka Virdianti , Dian Duhita Permata Jurnal Itenas Rekayasa – 198 Ruang terbuka di dalam gedung memiliki karakter yang berbeda dengan ruang terbuka lainnya. Ruang terbuka ini bersifat privat karena berupa hall yang berada di tengah bangunan serta dikelilingi oleh koridor. Void pada area ruang terbuka berfungsi memasukkan sinar matahari dan ventilasi pada area tersebut, dapat dilihat pada gambar 8. Elemen lansekap pada ruang terbuka cukup minimalis, terdiri dari penutup tanah berupa paving block, keramik, serta vegetasi merambat. Beberapa titik kumpul mahasiswa pada area ini dilakukan di sisi ruang terbuka karena menghindari sinar matahari yang masuk melalui void. Kegiatan yang dilakukan antara lain mengerjakan tugas, berdiskusi, makan dan bermain gitar. Gambar 8. Ruang Terbuka Di Dalam Gedung Ruang terbuka di area fasilitas umum dilengkapi dengan elemen lansekap berupa bangku/tribun beton, bak tanaman yang juga dapat dimanfaatkan sebagai area duduk, kanopi, paving block serta vegetasi. Pengunjung pada area ini lebih beragam, karena sifatnya yang lebih publik dibandingkan ruang terbuka yang berdekatan dengan gedung perkuliahan lihat gambar 9. Aktivitas ruang terbuka yang dilakukan antara lain duduk, berdiskusi, makan, berolahraga, menunggu. Pemanfaatan tribun gambar 9a oleh mahasiswa dari berbagai jurusan hampir dilakukan setiap saat meskipun tidak adanya kegiatan kuliah. Area Tribun dan Area duduk gambar 9c menjadi tempat yang dikunjungi oleh pengguna luar kampus. Gambar 9. Ruang Terbuka di Fasilitas/Sarana Umum Gambar 7. Ruang Terbuka di Antara Gedung Sustainable Site Kenyamanan Spasial Pada Ruang Terbuka Publik Kampus Itenas Bandung Jurnal Itenas Rekayasa – 199 Aktifitas/titik kumpul mahasiswa seringkali juga dilakukan pada koridor penghubung. Area ini tidak didesain khusus sebagai area berkumpul, namun mereka memanfaatkan dinding dan kolom basement serta perbedaan elevasi lantai sebagai area duduk. Elemen lansekap pada area ini berupa hardscape yang terdiri dari kanopi serta perkerasan penutup tanah, dan softscape berupa vegetasi semak dan perdu. Lokasi titik kumpul ini tidak jauh dari gedung perkuliahan. Aktivitas mahasiswa pada ruang terbuka ini antara lain dudu, berdiskusi dan makan. Lihat gambar 10. Gambar 10. Ruang Terbuka di Area Koridor Pertemuan Gedung Pada saat dilakukan pengamatan, beberapa ruang terbuka publik di Itenas ditemukan kurang termanfaatkan dengan optimal. Hal ini diketahui karena jumlah pengunjung pada area tersebut cenderung tidak ada sehingga menjadikan ruang terbuka menjadi pasif, pada gambar 11. Elemen hardscape dan softscape pada area ini cukup lengkap seperti bangku beton, bak tanaman, pohon bertajuk, perdu, rumput serta perkerasan. Lokasi ruang terbuka ini tersebar di antara gedung perkuliahan serta berdekatan dengan fasilitas umum. Beberapa ruang terbuka pasif ini pada gambar 11b dan 11d terkadang dimanfaatkan sebagai area parkir kendaraan roda empat. Gambar 11. Ruang Terbuka Publik yang Pasif Analisis di atas memberikan gambaran mengenai elemen fisik ruang terbuka publik di itenas. Elemen fisik ini memberikan efek kenyamanan spatial bagi pendukung aktifitas dan iklim yang menyenangkan bagi pengguna. Hampir di tiap area terdapat elemen hardscapes dan softscape ruang publik. Elemen tersebut dapat berupa elemen bangku,vegetasi dan lainnya. Keunikannya terdapat ruang publik yang Dwi Kustianingrum , Eka Virdianti , Dian Duhita Permata Jurnal Itenas Rekayasa – 200 tidak terdapat elemen tersebut namun terespon baik oleh pengguna, sehingga aktifitas di area tersebut aktif. Berdasarkan pengamatan, respon tersebut diakibatkan adanya iklim mikro thermal yang nyaman. Ruang terbuka yang aktif terjadi pada area yang terbayangi daerah pembayangan sehingga panas matahari tidak langsung masuk ke area tersebut. Daerah pembayangan tersebut diakibatkan oleh elemen vegetasi, kanopi, dan jarak bangunan. Persepsi Kenyamanan Berdasarkan Responden Untuk melihat persepsi kenyamanan maka perlu dilihat tujuan responden datang ke ruang publik. Hal tersebut berkaitan dengan terbentuknya suatu fungsi ruang komunal dan unsur-unsur tersebut terhubung dengan satu dan lainnya yaitu 1 Aktifitas, 2 Manusia, 3 Pikiran menjadi sebuah setting [7]. Setting tersebut dapat membuat sebuah situasi zone nyaman. Pada saat hari kerja, ketika berlangsungnya kegiatan perkuliahan, pengunjung paling banyak sebanyak 38% bertujuan untuk aktifitas berdiskusi dan menunggu bersama. Pengunjung paling sedikit dengan jumlah 3% bertujuan datang karena kebiasaan serta bermain skateboard. Sedangkan pada saat hari libur, pengunjung terbanyak dengan prosentase 46% bertujuan untuk nongkrong dan bersantai, serta 5% pengunjung datang dengan tujuan menunggu/menemani teman serta mengerjakan tugas. Hasil data pengamatan dapat di lihat gambar 13. Gambar 12. Tujuan Responden ke Ruang Publik Pada Hari Kerja a dan Hari Libur b Dari analisis di atas dihasilkan bahwa tujuan pengguna di hari kerja adalah berdiskusi dan menunggu, sedangkan hari libur adalah untuk nongkrong dan bersantai. Situasi yang harus didapatkan pada area publik tersebut adalah berupa setting yang menjadi persepsi dari pengguna untuk mendukung aktifitas. Penyebaran kuesioner pada pengunjung ruang terbuka publik Itenasi di 20 lokasi, diperoleh data bahwa pengunjung datang ke ruang terbuka memiliki beragam alasan, yaitu 52% pengunjung merasa teduh, 17% merasa nyaman, 7% merasa tenang, 4% merasa nyaman untuk berdiskusi, 3% menyukai area hijau, 3% merasa dekat dengan jurusan dan 14% memanfaatkan area duduk. Mayoritas pengunjung yang datang ke area ruang terbuka publik karena tempat yang teduh. Sedangkan minoritas pengunjung mencari ruang terbuka yang hijau dan dekat dengan jurusan masing-masing. Lihat gambar 12. Sustainable Site Kenyamanan Spasial Pada Ruang Terbuka Publik Kampus Itenas Bandung Jurnal Itenas Rekayasa – 201 Gambar 13. Alasan Responden Memilih Tempat Hasil olahan data tersebut dapat diketahui alasan responden dalam memilih tempat terbuka publik yaitu untuk mendukung aktifitasnya. Alasan yang paling utama dan bersifat umum adalah zone tersebut teduh, nyaman dan dapat beraktifitas duduk. Hal ini menunjukan bahwa manusia cenderung berpikir tentang apa yang terkait dengan dirinya dan yang ada di lingkungan sekitarnya [5], kenyamanan spasial terkait langsung dengan dengan tradisi yang dipengaruhi oleh iklim, disini terwakili oleh teduh dan nyaman dan dimensi ruang yang diperlukan meliputi nyaman dan tempat untuk duduk. Walaupun di beberapa ruang terbuka yang diminati, belum dilengkapi tempat duduk namun adanya elemen pengganti misalnya tembok pagar basement dan tangga, dapat memjadi sarana pendukung aktifitas pengguna. 5. KESIMPULAN Ruang terbuka publik di lingkungan kampus sangat penting bagi mahasiswa Itenas sebagai pengguna utama. Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa ruang terbuka publik tidak harus didesain dengan estetika, namun yang terpenting adalah area tersebut dapat mendukung aktifitas dan kenyamanan beraktifitas. Aktifitas ruang publik kampus, terfokus pada duduk dan berdiskusi. Sehingga kenyamanan spatial yang dibutuhkan adalah elemen untuk mendukung aktifitas duduk dan diskusi. Aspek lain adalah iklim mikro yang membuat nyaman aktifitas tersebut. Terbukti pada ruang terbuka yang aktif terjadi pada dominasi daerah pembayangan sehingga panas matahari tidak langsung masuk ke area tersebut. Ruang pasif terjadi pada area yang langsung terpancar matahari, walaupun ada ruang pasif yang menjadi area pembayangan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan khusunya pada LPPM ITENAS yang telah memberikan konstribusi berupa kesempatan dan penyediaan dana penelitian. Kepada mahasiswa dan responden yang telah berkontribusi sehingga kegiatan penelitian ini berjalan lancar. DAFTAR PUSTAKA [1] Daniel E Wiliama, 2007, Sustainable Design, Ecology, Architecture and Planning, John Willey & Sons. Inc [2] Gehl. J, 1996, Life Between Building,Using Public Space, Island Press,Washington DC [3] Amit Bhatia 2015, Placemaking;Creating aplace of sense and sense of place ,Architecture Research Paper [4] diakses 18 April 2017 [5] Karyono, 2010, Kenyamanan Termal dan Penghematan Energi; Teori dan Realisasi dalam Desain Dwi Kustianingrum , Eka Virdianti , Dian Duhita Permata Jurnal Itenas Rekayasa – 202 dalam diakses 28 September 2017. [6] Karyono. Tri Harso, 2016,”Bentuk, Teknologi, Kenyamanan dan Penggunaan Energi”, Arsitektur Tropis, Penerbit Erlangga. [7] Purwanto. E, 2007, Rukun KotaRuang Perkotaan Berbasis Budaya Guyub, dalam Purwanto,E, 2012, Pola Setting Ruang Komunal Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Dipenogoro, Seminar Nasional Riset dan Perencanaan,2, 13 Oktober 2012, Yogyakarta ... Kenyamanan meliputi kenyamanan spasial, kenyamanan termal, kenyamanan visual, ketenangan, dan privasi. Kenyamanan spasial terkait dengan pemenuhan kebutuhan manusia akan ruang yang digunakan sebagai tempat menyelenggarakan aktivitasnya Kustianingrum et al., 2018. Kenyamanan termal dan sirkulasi udara yang baik juga penting untuk dicapai karena akan mempengaruhi kesehatan dan kondisi mood penghuni di dalamnya. ...Sarah NadiaPopulasi generasi milenial yang terus meningkat beriringan dengan kebutuhan hunian atau rumah tinggal yang layak huni, berkualitas, serta terjangkau di masa mendatang. Fenomena ini akan menjadi peluang bagi arsitek dan pengembang dalam pengadaan hunian bagi generasi milenial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek penting yang menjadi preferensi bagi generasi milenial dalam memilih hunian dan kawasan yang ingin ditinggali. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan bersifat eksploratif dengan pendekatan grounded theory. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner daring yang dibagikan melalui grup/kelompok yang memenuhi kriteria, dengan pertanyaan yang bersifat terbuka. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dalam 2 tahapan yakni open coding dan selective coding. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 5 aspek penting yang menjadi preferensi terhadap hunian dan kawasan bagi generasi milenial, yakni karakteristik hunian, keberlanjutan dan kealamian, kenyamanan, tata ruang, dan kemudahan. Aspek-aspek preferensi terhadap kawasan yakni kawasan alami, urban, residensial, kawasan strategis, sub urban. Kata-kunci generasi milenial, hunian, kawasan, preferensi... Klasifikasi ruang terbuka publik dapat bersifat privat seperti pada lokasi Pendidikan, komersial area, ataupun perumahan, dimana kampus merupakan sampel kota dalam skala kecil mewadahi ragam komunitas kampus untuk berinteraksi [2]. Proses pengendalian keberadaan ruang terbuka publik di kampus dipengaruhi oleh rasio populasi mahasiswa setiap fakultas, umumnya terbentuk pada pohon-pohon yang rindang, dimanfaatkan untuk kegiatan ekstra mahasiswa dan terbentuk oleh swadaya mereka sendiri [3]. ...Persentase jumlah dan luasan ruang-ruang terbuka komunal pada perguruan tinggi di Kota Makassar masih rendah, padahal ruang terbuka komunal di lingkungan kampus sering kali digunakan untuk media komunikasi informal, penunjang kegiatan kurikuler diskusi, mengerjakan tugas, laporan atau makalah, serta tempat menunggu jeda kuliah. Keterbatasan ruang komunal di kampus tersebut akan berakibat pada terbentuknya ruang-ruang baru secara spontan, atau menggunakan ruang tidak sesuai fungsinya, sehingga menimbulkan konflik antar ruang, karena mahasiswa cenderung keluar dari batas teritori ruang yang sudah disiapkan di dalam kampus. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket daftar pertanyaan. Intensitas penggunaan ruang terbuka komunal paling tinggi ditemukan pada area Taman Infinity Bridge Kampus Unhas, Pelataran Fakultas Teknik Industri Kampus UMI, area Taman Kampus UNM, dan Pelataran Balai Sidang Kampus Unismuh. Pada keempat ruang terbuka komunal tersebut terdapat interaksi sosial yang kontinu dalam durasi 30 menit, dan pengalaman ruang yang menyenangkan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya intensitas penggunaan ruang terbuka komunal pada keempat kampus di Kota Makassar, antara lain 1 Fasilitas untuk menunjang kenyamanan fisik berupa bangku taman atau tempat duduk dan gazebo, jogging track, jalur sepeda 2 View berupa danau, unsur soft scape tanaman, atau mural 3 Kenyamanan sensory berupa ruang terbuka dengan adanya peneduh dan atap bangunan, 4 Aksesibilitas berupa pathway atau selasar yang dekat dengan ruang kuliah atau ruang tujuan berikutnya, 5 Keakraban dengan lingkungan, seperti teras masjid, selasar dan pelataran fakultas sangat dikenal oleh mahasiswa, 6 Estetika lingkungan berupa ikon tertentu yang dapat digunakan untuk berswafoto dan penataan tempat yang Teknologi, Kenyamanan dan Penggunaan EnergiTri KaryonoHarsoKaryono. Tri Harso, 2016,"Bentuk, Teknologi, Kenyamanan dan Penggunaan Energi", Arsitektur Tropis, Penerbit Perkotaan Berbasis Budaya Guyub, dalam Purwanto,E, 2012, Pola Setting Ruang Komunal Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Dipenogoro. E PurwantoRukun KotaPurwanto. E, 2007, Rukun KotaRuang Perkotaan Berbasis Budaya Guyub, dalam Purwanto,E, 2012, Pola Setting Ruang Komunal Mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Dipenogoro, Seminar Nasional Riset dan Perencanaan,2, 13 Oktober 2012, YogyakartaSustainable Design, Ecology, Architecture and PlanningE DanielWiliamaDaniel E Wiliama, 2007, Sustainable Design, Ecology, Architecture and Planning, John Willey & Sons. IncGehlGehl. J, 1996, Life Between Building,Using Public Space, Island Press,Washington DCPlacemaking;Creating aplace of sense and sense of placeAmit BhatiaAmit Bhatia 2015, Placemaking;Creating aplace of sense and sense of place,Architecture Research PaperKenyamanan Termal dan Penghematan EnergiKaryonoKaryono, 2010, Kenyamanan Termal dan Penghematan Energi; Teori dan Realisasi dalam Desain dalam n_energi_teori_dan_realisasi_dalam_desain_arsitektur diakses 28 September 2017.
Salahsatu muatan yang harus ada di dalam sebuah rencana tata ruang wilayah kota adalah rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Perkotaan yang berisi Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan terdiri
- Ruang terbuka bagi hunian merupakan bagian yang terbilang penting, apalagi bagi masyarakat modern perkotaan. Selain dimanfaatkan sebagai tempat aktivitas, ruang terbuka juga menyuplai sirkulasi udara dan cahaya yang baik. Tidak hanya dari pekarangan depan, halaman samping, atau taman belakang rumah, ruang terbuka juga bisa dibuat di tengah arsitektur, ruang terbuka yang dikelilingi bangunan ini dikenal dengan sebutan courtyard. Courtyard sendiri bisa didesain untuk berbagai peruntukan. Ada yang berfungsi sebagai taman, area gathering, kolam, ataupun hanya sebagai area transisi. Jika Anda juga tengah mencari ide desain courtyard, berikut 10 inspirasi courtyard rumahsuper-cantik yang bikin terpana. 1. Taman Tropis yang Menyejukkan Desain courtyard ala tropis karya RDMA Jika rumah Anda terkesan kaku dan “panas”, keberadaan taman bertema tropis di tengah bangunan adalah solusi yang tepat. Taman indoor bertema tropis tidak hanya dihadirkan melalui banyaknya tanaman, melainkan juga elemen alam lain seperti batu dan kerikil. Hasilnya, perpaduan elemen tanaman dan bebatuan akan memberi kesan alam tropis yang sejuk dan dingin bagi ruangan di sekitarnya. 2. Simpel Untuk Rumah Modern Minimalis Desain courtyard taman outdoor karya Atelier Cosmas Gozali Kesan sederhana dan low maintenance menjadi pilihan tepat untuk courtyard di rumah bergaya modern minimalis. Hadirkan dengan menanam beberapa jenis tanaman semak dan pohon peneduh, serta rumput sebagai ground cover. Area bisa dibuat lebih luas agar courtyard bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan sepertibarbeque party atau gathering. 3. Courtyard sebagai Area Penghubung Desain courtyard mewah karya Studio Air Putih Courtyard juga umumnya difungsikan sebagai area penghubung antara dua ruang yang terpisah. Sebagai penghubung, selayaknya courtyard tetap memiliki harmonisasi dengan ruangan atau bangunan sekitarnya. Oleh karena itu, tentunya Anda bisa menggunakan elemen yang ada di dalam ruangan untuk dipakai di courtyard. Seperti desain courtyard karya Studio Air Putih berikut, marmer yang digunakan seragam dengan marmer pada lantai ruangan lainnya. 4. Courtyard Sebagai Tempat Berkumpul Jika Anda sering menjadikan rumah sebagai tempat berkumpul atau pertemuan bisnis, cobalah membangun courtyard untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut. Agar tidak repot dengan perawatannya, Anda bisa meminimalkan keberadaan tanaman. Selebihnya, Anda bisa menambah elemen estetik seperti kolam dan lampu taman. 5. Ala Maroko Anda tak akan menyesal menerapkan konsep Maroko atau Morrocan style sebagai inspirasi untuk courtyard ini akan memberi kesan liburan sepanjang hari di rumah. Apalagi, jika Anda membuat kolam renang di sana, Anda telah menyediakan tempat favorit setiap anggota keluarga untuk bersantai bersama. 6. Menghadirkan Alam Liar di Tengah Rumah Kesan tertata dan flat tidak selalu identik dengan courtyard. Anda dapat lebih berani dengan menjadikan area outdoor di antara bangunan ini sebagai representasi dari alam liar. Suasana sejuk bak di hutan hujan tropis akan terasa kuat berkat penanaman lumut. Pilihan tanaman berdaun rimbun dan elemen batu, juga penting untuk memperkuat tema taman dalam rumah ala rimba. 7. Kolam dan Jembatan Siapa yang tak betah jika berada di rumah karya Ong&Ong ini? Area courtyard secara bersih didesain berisi kolam dan diberi jembatan di pinggirnya sebagai penghubung ruang. Elemen tanaman semak dan pohon tetap dihadirkan sehingga courtyard tetap terlihat sebagai area terbuka. 8. Courtyard Bar Menjadikan courtyard sebagai bar area juga ide yang brilian. Ciptakan pengalaman berbeda di rumah layaknya tengah bersantai di kafe. Untuk tampilan yang modern, kreasikan elemen tanaman melalui perpaduan tanaman gantung, tanaman rambat, hingga vertical green. 9. Courtyard Bertema Taman Jepang Inspirasi ruang terbuka di tengah rumah yang tak boleh Anda lewatkan adalah konsep taman Jepang yang identik dengan penggunaan kerikil. Tema seperti ini cocok jika Anda menginginkan ruang courtyard yang terlihat lebih luas. Sediakan area duduk sebagai tempat sempurna untuk berkumpul. Dengan menerapkan konsep dry garden melalui minimnya tanaman, perawatannya pun bakal lebih mudah. 10. Kolam dan Jembatan untuk Rumah Tradisional Elemen air adalah solusi untuk menghadirkan kesan sejuk dan menenangkan. Apalagi, untuk rumah berkonsep tradisional, keberadaan kolam kerap dijadikan elemen utama sebagai penunjang. Hal ini pula yang bisa diaplikasikan pada courtyard dengan menjadikan air atau kolam sebagai focal point-nya. Desain stepping stone sebagai jembatan penghubung antara dua ruang, berhasil memukau kesan pertama siapa pun yang hadir ke rumah Anda. Banyak manfaat yang Anda dapatkan dari courtyard atau yang biasa dikenal sebagai ruang terbuka di tengah rumah. Berkat sirkulasi udara yang baik melalui akses courtyard, Anda bahkan dapat menghemat biaya AC. Untuk Anda yang tinggal di tengah kota, ruang outdoor di dalam rumah menjadi sarana rekreasi yang jauh lebih privat, ketimbang taman di depan rumah. Ciptakan ruang bersantai dan berkumpul yang asyik untuk Anda dan keluarga! Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
SewaRuang Kantor Murah Fasilitas Lengkap. Beberapa perusahaan punya caranya masing-masing dalam penghematan biaya produksi, maupun mendongkrak profit. Menyewa sebuah hunian kantor ready to stay atau siap ditempati, adalah salah satu usaha praktisnya. Menyewa ruang kantor bukanlah hal langka, sebab saat ini cara tersebut dianggap
Hai teman, Seperti yang Anda ketahui, kami mencoba memberikan jawaban yang paling relevan di internet. Dan sekarang, giliran permainannya TTS Indonesia Ruang tengah yang terbuka di dalam sebuah gedung, biasanya beratap kaca seperti pusat perbelanjaan dan hotel. Bahasa permainan adalah bahasa Indonesia dan ada dalam banyak bahasa lainnya. Ini tidak begitu penting bagi kami, topik ini hanya dengan bahasa kami. Kunci Jawaban TTS Indonesia Ruang tengah yang terbuka di dalam sebuah gedung, biasanya beratap kaca seperti pusat perbelanjaan dan hotel Atrium Hanya itu yang harus kami tunjukkan. Silakan pertimbangkan mengunjungi kami untuk tingkat tambahan. Untuk mendapatkan semua jawaban dari permainan, Anda hanya perlu melihatnya Jawaban TTS Indonesia dan untuk mengunjungi level berikutnya, lihat topik ini TTS Indonesia Mata uang Thailand. Sampai jumpa Navigasi pos
yangakan terjadi di dalam bangunan. Fungsi dalam ruang di bagi menjadi empat kelompok yang terdiri dari : a. Ruang Publik didirikan di tengah-tengah areal terbuka (open gedung perbelanjaan modern dengan suasana alam yang asri dan menyegarkan. Cihampelas Walk didirikan di atas lahan seluas lebih kurang 3.5 hektar, dengan kontur agak
Ilustrasi Ruang Terbuka Hijau. Sumber Foto PribadiRuang terbuka hijau adalah sebuah area yang esensial dan memiliki banyak efek dalam suatu kota. Pada umumnya ruang terbuka hijau merupakan suatu area atau lahan yang didedikasikan khusus tanpa adanya bangunan yang berdiri di atasnya. Sesuai Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa ruang terbuka hijau harus melingkupi 30% dari total luas sebuah kota. Ruang terbuka hijau dibagi menjadi dua yaitu milik privat atau individu dan yang bisa diakses secara bebas oleh masyarakat yang disebut sebagai RTH publik yang di dalamnya termasuk dalam taman kota, hutan kota, sabuk hijau atau green belt, serta berbagai lahan di sekitar sungai dan rel kereta ruang terbuka hijau dalam sisi ekologis sudah sering diakui dalam berbagai artikel mengenai ruang terbuka hijau maupun laman resmi dari pemerintah daerah. Manfaat tersebut melingkupi hal seperti sebagai “paru-paru” kota yang menyediakan oksigen, sumber penyerapan air hujan ke dalam tanah, penjaga ekosistem satwa dan fauna dalam kota, serta ikut membantu menurunkan tingkat polusi. Walaupun ada manfaat lain dari segi sosial, budaya, estetika, dan ekonomi ada suatu fungsi ruang terbuka hijau yang jarang terlihat di permukaan, yaitu manfaatnya bagi kesehatan mental atau psikologis manusia di suatu kota. Kenapa kita bisa merasa rileks dan santai saat berada di alam? Manusia pada dasarnya menyukai dan terbiasa melihat warna hijau. Hal ini terjadi sejak manusia masih menjadi pemburu dan meramu pada masa prasejarah. Warna hijau diidentikkan dengan daerah yang penuh makanan dan air yang penting untuk keberlangsungan hidup manusia di sekitar pepohonan yang berwarna hijau menciptakan situasi ketikaa manusia harus bisa beradaptasi untuk membedakan perbedaan warna yang kecil untuk mencari makanan seperti buah-buahan, umbi-umbian yang bisa berbeda warna dengan warna hijau di sekitarnya. Perasaan tenang tercipta karena rasa aman yang diberikan oleh kanopi-kanopi pepohonan yang ada. Selain itu dari segi visual pun warna hijau adalah warna dengan spektrum yang paling mudah untuk dilihat manusia. Karena spektrum hijau terletak di tengah-tengah gelombang cahaya yang terlihat. Sehingga manusia bisa merasa rileks dan santai saat memandangi warna dan Masyarakat PerkotaanRuang terbuka hijau dapat memberi manfaat kepada kesehatan pikiran dan keberlangsungan hidup masyarakat perkotaan. Masyarakat hidup dalam berbagai situasi dinamika sosial ekonomi yang terjadi. Berbagai permasalahan seperti kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, kemacetan dan bahkan masalah personal seperti pekerjaan serta keluarga membuat manusia yang hidup di kota menjadi tertekan dan jenuh. Apalagi suasana kota yang cenderung monoton dipenuhi repetisi gedung tinggi kaca, jalanan ramai, ruko dan bangunan berwarna abu-abu, menciptakan perasaan seperti “terkurung” dalam suatu adanya ruang terbuka hijau, masyarakat perkotaan yang tidak memiliki privilege secara ekonomi ataupun waktu untuk berwisata ke alam bisa menemukan “escapism” atau pelarian dari kondisinya sekarang. Suasana alam yang dibuat dengan sedemikian rupa meniru aslinya dan “dirangkum” dalam ruang terbuka hijau seperti taman kota menjadi sebuah solusi untuk permasalahan psikologis yang ada. Adanya stimulasi dari segi visual dengan adanya pepohonan rindang berwarna hijau, suara gemericik air dari sungai ataupun danau buatan, hingga alunan suara hewan yang menjadikan ruang terbuka hijau sebagai habitat mereka di dalam dari kuantitas ruang terbuka hijau yang mencukupi sesuai dengan undang-undang. Perlunya kualitas dan nilai guna lebih dari ruang terbuka hijau itu sendiri menjadi hal yang signifikan dalam membantu mengurangi tingkat stres dan memperbaiki kesehatan mental. Selain dari pepohonan, ruang terbuka yang dikelilingi tumbuhan serta sungai atau danau buatan, pemerintah bisa menambah fasilitas olahraga seperti jogging track, alat kebugaran, gazebo untuk bersosialisasi, dan banyak lainnya. Ruang terbuka hijau bisa menjadi tempat bersosialisasi bagi masyarakat bermain bagi anak pun juga penting bagi kualitas hidup. Anak kecil yang datang bersama orang tua bisa bermain dengan teman sebayanya dan belajar untuk bersosialisasi. Ruang terbuka hijau pun bisa menjadi sarana pendidikan untuk anak sekolah yang belajar mengenai alam ataupun sekadar menjadikan RTH sebagai tempat belajar. Sehingga dengan adanya RTH, anak sekolah bisa mendapatkan pengalaman dan suasana baru dalam pembelajaran dibandingkan saat hanya berada di gedung sekolahFaktor Aksesbilitas juga menjadi hal penting dalam kebijakan ruang terbuka hijau yang harus diperbaiki. Idealnya dalam suatu kota, ruang terbuka hijau yang terhubung dengan fasilitas angkutan umum seperti MRT, LRT, bus, atau angkutan lainnya. Sehingga berbagai lapisan masyarakat dapat mengakses dan menggunakan ruang terbuka hijau untuk kepentingannya masing-masing. Situasi yang lebih baik di mana ruang terbuka hijau ini ada banyak dan tersebar sampai masyarakat bisa menjangkau sebuah RTH dengan berjalan kaki. Jauh dekatnya ruang terbuka hijau dengan penggunanya serta kemudahan aksesnya merupakan sebuah faktor yang harus RTH di IndonesiaKita harus melihat realitas kondisi dari permasalahan ruang terbuka hijau ini. Jika kita ambil sebuah kota sebagai suatu studi kasus, yaitu Kota Surabaya, kota terbesar kedua setelah Kota Jakarta. Sesuai data dari Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Surabaya menyatakan pada tahun 2021 Kota Surabaya memiliki 22 persen yang mencapai hektare dari seluruh luas kota. Alokasi ini masih berada di bawah ambang minimum yang diamanatkan pada UU No. 26 tahun 2007 yang mengharuskan ada 30% luas kota yang menjadi ruang terbuka hijau. Akan tetapi jika dibandingkan dengan banyak kota lain, Kota Surabaya tidak seburuk itu. Sesuai data dari laman Ibukota DKI hanya memiliki kurang lebih 5% ruang terbuka hijau pada tahun 2022 yaitu 33,33 juta meter persegi dari total 664,01 kilometer persegi total luas lahan dari laman Kementerian PUPR, terdampak jumlah yang signifikan pada kota-kota di Pulau Jawa, Sumatera, dan sebagian Sulawesi yang masih memiliki alokasi ruang terbuka hijau rendah yaitu hanya memiliki RTH kurang dari sepuluh persen. Hal ini pun terjadi karena semakin tahun lahan yang tersedia secara perlahan berkurang sehingga mengalami keterbatasan lahan. Namun faktor tersebut seharusnya tidak menghentikan usaha pemerintah dalam menyediakan ruang terbuka hijau. Upaya seperti pengkajian dan pendataan tanah kosong ataupun bangunan yang terbengkalai yang bisa diubah dan ditata menjadi ruang terbuka hijau bisa menjadi sebuah taktik. Implementasi kebijakan hunian yang lebih padat secara vertikal yang cenderung lebih efisien secara penggunaan lahan dibandingkan rumah tapak tradisional. Berbagai cara dapat diperjuangkan oleh pemerintah untuk meningkatkan ruang terbuka hijau yang esensial mengetahui seberapa pentingnya ruang terbuka hijau terhadap kesehatan psikologis masyarakat serta berbagai dampak sosial lainnya. Sesuai Undang-undang yang mengatur dan dampak nyata sesuai berbagai penelitian yang tertera. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyediakan dan menciptakan lingkungan yang lebih baik dengan adanya ruang terbuka hijau untuk masyarakat. Selain itu, ruang terbuka hijau yang belum memadai atau sekadar berfungsi sebagai paru-paru kota saja sebaiknya diintegrasikan lebih mendalam dalam kehidupan masyarakat dengan membangun juga fasilitas rekreasional dan kesehatan. Aksesibilitas melalui transportasi umum juga perlu menjadi pertimbangan agar segala kalangan masyarakat dapat mengunjungi dan merasakan manfaat dari ruang terbuka hijau. Karena pada akhirnya semua pihak akan mendapatkan manfaatnya walaupun secara tidak langsung dan tidak pada waktu mendekat. Tetapi kita bisa berpikir alokasi lahan dan pengembangan untuk ruang terbuka hijau sebagai investasi masa depan untuk anak dan cucu kita.
tYDU6i. v499proz9q.pages.dev/100v499proz9q.pages.dev/210v499proz9q.pages.dev/569v499proz9q.pages.dev/197v499proz9q.pages.dev/577v499proz9q.pages.dev/279v499proz9q.pages.dev/426v499proz9q.pages.dev/527
ruang tengah terbuka di dalam gedung